BAB I
1.1
Latar
Belakang
Dalam makalah ini penulis akan
sedikit menguraikan tentang kromatografi eksklusi gel sesuai keterangan dari
beberapa literatur yang dipakai oleh penulis. Dalam beberapa literatur
dijelaskan bahwa kromatografi eksklusi gel atau disebut juga dengan
ktomatografi eksklusi ukuran adalah metode pemisahan didasarkan pada ukuran dan
geometri molekul. dalam beberapa buku dijelaskan bahwa metode ini di bagi
menjadi dua yaitu kromatografi permeasi gel dan filtrasi gel, tetapi dalam
keterangan buku lain kromatografi permeasi gel dan filtrasi gel dijadikan satu.
Perbedaan kromatografi permeasi gel dengan filtrasi gel adalah pada permeasi
gel menggunakan pelarut organik nonpolar dan paking hidrofobik, sedangkan pada
filtrasi gel menggunakan pelarut yang mengandung air dan paking hidrofilik.
Tetapi dalam penulisan makalah ini,
penulis akan menyatukan keterangan antara kromatografi permeasi gel dan filtrasi gel. Sebab metode
dasar yang digunakan sama yaitu berdasarkan perbedaan ukuran.
Pembahasan tentang Eksklusi gel
dalam makalah ini, penulis anggap perlu sebab didalam kimia analisis kita
membutuhkan teknik-teknik pemisahan dan anallisis. Metode ini dapat digunakan
untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul > 2000
dalton.
Tulisan-tulisan dalam makalah ini,
mungkin terjadi banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu penulis memohon
ma’af sebesar-besarnya kepada seluruh pembaca dan mohon diberikan kritikan dan
saran yang membangun.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah
dasar dari metode kromatografi eksklusi gel?
2. Bagaimana
penerapan metode kromatografi eksklusi gel?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui dasar kromatografi eksklusi gel.
2. Untuk
mengetahui penerapan kromatografi eksklusi gel.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Filtrasi Gel
/ Permeasi Gel
Filtrasi gel adalah salah suatu
teknik yang menguraikan campuran zat-zat sesuai ukuran molekulnya. Teknik ini
didasari atas inklusi dan eksklusi suatu zat terlarut melalui suatu fasa diam
yang terbuat dari gel polimer yang berikat silang dan berpori heterogen. Dalam
kromatografi elusi cair-padat pemisahan terjadi anatara fase cair didalam
partikel gel dan cairan diluar yang mengelilingi partikel gel. Akibat mekanisme perbedaan laju permeasi masing-masing molekul zat
terlarut dari dan ke interior partikel
gel, pemisahan akan terjadi. Dengan aliran cairan, molekul berdifusi
keseluruhan bagian gel, hanya molekul yang mempunyai ukuran besar yang tidak
dapat masuk daerah yang merupakan ronga-ronga gel. Akibatnya molekul dapat
lewat dengan tanpa rintangan sepanjang kolom melalui instertisi volume cairan, sedang molekul
kecil terpenetrasi secara dalam pada celah-celah gel. Sudah tentu
molekul-molekul besar akan terelusi
lebih dahulu baru kemudian diikuti
molekul-molekul lebih kecil yang diperosokan dulu dalam ronga-ronga gel, jadi pemisahan ini
dimungkinkan akibat penahanan ukuran
yang terjadi dalam partikel gel. Tingkat polimer dalam gel merupakan hal
yang penting. Untuk molekul-molekul besar dengan polaritas yang rendah
pemisahan degan cara tersebut merupaskan cara yang patut dipertimbangkan (Khopkar,
1990: 175).
Sebagai penunjang fase diam pada
pemisahan ini biasanya digunakan xerogel-xerogel. Xerogel adalah suatu gel
organic yang dapat bersifat hidrofilik (yaitu: agar dan dekstran yang terikat
silang pada poliakrilamida) ataupun hidrofobik (Polistirena). Xerogel-xerogel
ini tersedia di pasaran dengan nama
dagang biogel-2 (Poliakrilamida), sephadex G-10-200 (dekstran) juga styrogel
(gel polisitirena yang dimodifikasi) dan agarose. Swelling akan terjadi
bila gel hidrofilik yang tidak larut dala air ditambahkan air. Ukurannya bervariasi
dari 10 sampai 300 µ (yaitu biogel,
sephadex dan lain-lain). Untuk Styrogel, pelarut seperti tetrahidrofuran lebih
disukai karena viskositasnya rendah meskipun demikian pelarut organik lain
seperti benzene, toluene, CCL4, CHCL3, sikloheksanon dan
perkloretilena juga dapat digunakan. Agarose dijual dengan nama dagan sepharose
2 B yang mengandung 2% Agarose. Dalam tipe gel tersebut terdapat ikatan
hydrogen. Ikatan tersebit stabil pada range temperature 0-30 0 C dan PH 5-8. Larutan
buffer borat tidak dapat digunakan bila bekerja dengan agarose, karena
dapat bereaksi dengan salah satu gugusan
agarose (Khopkar, 1990: 176).
Fase diam yang digunakan dapat
berupa silika atau polimer yang bersifat porus sehingga solut dapat
melewati porus (lewat diantara
partikel), atau berdifusi lewat fase diam. Molekul solut yang mempnyai BM yang
jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian molekul-molekul yang
ukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih kecil. Ha l ini
disebabkan solut dengan BM yang besar tidak melewati porus, akan tetapi lewat
diantara partikel fasediam. Dengan demikian, dalam pemisahan dengan eksklusi
ukuran ini tidak terjadi interaksi kimia antara solut dan fase diam sepeti tipe
kromatografi yang lain (Gandjar dan Rohman, 2010: 399).
Dua tipe bahan sebagai fase diam
yang digunakan dalam kromatografi ini
ialah gel dari senyawa organik (polimer), dan silika gel yang mudah
berinteraksi dengan polimer. Fase diam yang banyak digunakan adalah senyawa kopolimer dari stiren dan
divenilbenzen yang tidak disertai dengan gugus ionik sulfonat dan amina seperti
pada fase diam yang dapat digunakan
pada kromatografi eksklusi ukuran (Gandjar dan Rohman, 2010: 400-401).
Ø Sphadex,
umumnya digunakan untuk pemisahan protein. Bahan disintesis dari polisakarida
seperti dekstran. Adanaya residu gugus hidroksil menyebabkan dekstran menjadi
polar, sehingga dapat direaksikan dengan epiklorhidrin (CH2(O) CHCH2Cl.
Polimer yang terjadi dapat dikontrol dengan penambahan asam.
Ø Bio-Gel,
golongan bersifat inert dinamakan Bio-Gel P, yang dibuat dengan
kopolimerisasi dari akrilamida dan N-N’ metil-bis-akrilamid. Senyawa ini tidak larut dalam air maupun beberapa
pelarut organik.
Ø Agrosa,
digunakan untuk pemisahan senyawa berbobot molekul > 500.000, dinamakan juga Bio-Gel A. Dibuat dari
poligalaktopiranosa, sehingga agak lunak dan tidak tahan tekanan tinggi.
Ø Stiragel,
digunakan untu pemisahan senyawa yang tidak larut sama sekali dalam air dan
menggelembung (swelling) dalam pelarut organik. Stiragel dibuat dari
polisitiren yang tahan pada suhu diatas 150o C. Berat molekul
senyawa yang dapat dipisahkan antara 16.000-40.000 dalton.
Kolom yang digunakan adalah kolom
biaya, pengelsi (Eluent) dibiarkan mengalir karena gravitasinya.
Lajua aliran akan bertambah dengan bertambahnya
ukuran partikel seperti kromatografi pertukaran ion, lajua aliran juga
dapat dipengaruhi oleh variasi porositas gel. Untuk suatu gel yang tidak dapat,
volume instertisi dapat diturunkan
dengan pemberian tekanan. Volume eluent
berkisar antara 25-100 ml. Seperti juga metode
krmatografi lainnya, konsentrasi efluennya diukur melalui
sifat-sifat fisik yang sesuai. Seperti
indeks refraksi, absorbansi, intensitas pendar fluor atau sifat-sifat
listriknya (Khopkar, 1990: 176).
Di mana Vi
= volume bagian dalam gel, Vr volume matriks gel, Vs
= volume total fase diam gel, m = berat gel, Sr =
volme pelarut yang dipakai, Ps
= kerapatn pelarut, Kd = Koefisien distribusi, pr = kerapatan gel, Vb = volume
bed, Vo = Volume diluar gel. Untuk zat terlarut dengan KaV
= Kd = 0 lewat diluar partikel gel dan langsung keluar
sebagai effluent. Zat tersebut biasanya
berurutan besar. Volume yang diperlukan untuk memisahkan satu komponen lainnya, yaitu volume diantara munculnya dua puncak elusi disebut
sebagai pemisahan (Khopkar, 1990:176-177).
Pemisahan suatu gel sangat
tergantung pada ukuran molekul dan sifat-sifat kimia dari zat yang akan
dipisahka. Misalkan biogel 0-10 digunakan untuk zat-zat dengan berat molekul
berkisar atara 5000-17000 satuan. Molekul dengan berat molekul diatas batas ini
yaitu limit eksklusi, zat tersebut akan terelusi pada volume elusi yang sesuai dengan volume bed total. Untuk
bekerja dalam medium tidak berair , gel tepat digunakan adalah sephadex LH-20 (Khopkar,
1990: 177).
2.1
Penggunaan
Eksklusi Gel
Salah satu penggunaan metode eksklusi ukuran adalah pada pemisahan molekul-molekul bahan alam dengan berat molekul tinggi dari senyawa dengan berat molekul dan dari garam. Contoh, gel dengan batas eksklusi beberapa ribu dapat memisahkan protein dari asam amino dan peptida dengan berat molekul rendah. Contoh lain penggunaan kromatografi permeasi gel adalah untuk pemisahan homolog dan oligemer (Hendayana: 2010: 109).
Pemakaian kromatogarafi permeasi gel terutama digunakan untuk analisis campuran molekul dengan berat molekul yang berbeda seperti pemisahan rafinosa, maltose, glukosa, dengan menggunakan sephadex pada pH 7,0, laju aliran 5 ml/jam dan H2O sebagai eluent. Pemisahan molekul-molekul dengan berat molekul sama dapat juga dilakukan dengan pemilihan yang tepat tipe gel dan tinggi kolomnya. Pengeluaran garam (desalting) adalah salah satu pemisahan ysng meliputi pembebasan garam dan senyawa berberat molekul rendah dari molekul makro. Dengan menggungakan gel beronga kecil, pemisahan demikian dapat dilakukan seperti cara dialysis. Berat molekul juga ditentukan dengan teknik eksklusi ini. Misalkan saja berat molekul protein, dekstran, oligomer dari etilene glikol telah ditentukan dengan cara ini. Ia juga dapat digunakan untuk studi kopolimerisasi. Demikian juga asam-asam nukleat dapat dipisahkan dari nukleotida dengan filtrasi gel. Pemisahan polisakarida gula dan protein dari senyawa-senyawa berberat molekul rendah dapat digunakan dengan teknik permeasi gel. Ini dimungkinkan karena senyawa-senyawadengan berat molekul diatas bstsd ekskludi dapat dikonsentrasikan dengan menambahkan gel-gel yang baru kedalam kolom sehingga diperoleh suatu suspensi yang tipis, dan komponen- komponen pada larutan bagian luar dapat dikumpulkan dengan sentrifugasi. Dengan cara tersebut susu berlaktosa rendah dapat dimurnikan (Khopkar, 1990: 177).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari Pembahasan pada BAB II maka
dapat disimpulkan bahwa Filtrasi gel/Permeasi gel adalah salah suatu teknik
yang menguraikan campuran zat-zat sesuai ukuran molekulnya. Teknik ini didasari
atas inklusi dan eksklusi suatu zat terlarut melalui suatu fasa diam yang
terbuat dari gel polimer yang berikat silang dan berpori heterogen. Dalam
kromatografi elusi cair-padat pemisahan terjadi anatara fase cair didalam
partikel gel dan cairan diluar yang mengelilingi partikel gel. Akibat mekanisme perbedaan laju permeasi masing-masing molekul zat
terlarut dari dan ke interior partikel
gel, pemisahan akan terjadi. Dengan aliran cairan, molekul berdifusi
keseluruhan bagian gel, hanya molekul yang mempunyai ukuran besar yang tidak
dapat masuk daerah yang merupakan ronga-ronga gel. Akibatnya molekul dapat
lewat dengan tanpa rintangan sepanjang kolom melalui instertisi volume cairan, sedang molekul
kecil terpenetrasi secara dalam pada celah-celah gel. Sudah tentu
molekul-molekul besar akan terelusi
lebih dahulu baru kemudian diikuti
molekul-molekul lebih kecil yang diperosokan dulu dalam ronga-ronga gel, jadi pemisahan ini
dimungkinkan akibat penahanan ukuran
yang terjadi dalam partikel gel.
Pemakaian kromatogarafi permeasi gel
terutama digunakan untuk analisis campuran molekul dengan berat molekul yang
berbeda seperti pemisahan rafinosa, maltose, glukosa, dengan menggunakan
sephadex pada pH 7,0, laju aliran 5 ml/jam dan H2O sebagai
eluent. Pemisahan molekul-molekul dengan
berat molekul sama dapat juga dilakukan dengan pemilihan yang tepat tipe gel dan tinggi kolomnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Sumar. 2010. Kimia Pemisahan Metode
Kromatografi dan Elektroforesis Modern.
Bandung:
Remaja Rosdakarya
Pelajar
0 komentar:
Posting Komentar