IKLAN 1

Rabu, 10 Juni 2020

Ekstraksi (2)

PENDAHULUAN 

LATAR BELAKANG

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat dialam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pamisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah dilakukan melaLui teknik pemisahan destilasi bertingkat, untuk memisahkan komponen pada miri kita dapat menggunakan metode ekstraksi soxhlet. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya. Tujuan pemisahan dalam analisis kimia adalah mamisahkan komponen yang dicari dari komponen-komponen lain yang dapat mengganggu identifikasi kualitatif dan penentuan kuantitatifnya. Dalam bab ini kita akan lebih memahami teknik pemisahan yang didasarkan pada perbedaan kelarutannya atau biasa disebut Ekstraksi. Prosedur pemisahan dapat digunakan untuk keperluan pemurnian senyawa, identifikasi kualitaitf dan penentuan kuantitatif komponen yang dicari dari suatu sampel. Pemurnian senyawa dilakukan dalam pekerjaan preparatif, sedangkan identifikasi kualitatif dan penentuan kuantitatif dilakukan dalam pekerjaan analisis kimia. Dalam identifikasi kualitatif dan penentuan kuantitaif suatu senyawa diperlukan persyaratan keselektifan, kepekaan, dan kespesifikasian suatu pereaksi ataupun alat ukur yang digunakna. Komponen-komponenlain yang berada bersama-sama dengan komponen yang dicari dapat mengganggu identifikasi dan penentuan kuantitatifnya. Pemisahan secara ekstraksi itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua macam , bila dilihat dari pelarutnya. Yaitu ekstraksi cair-cair yang biasa disebut ekstraksi pelarut dan ekstraksi padat-cair atau yang biasa disebut ekstraksi soxhlet.   

 

RUMUSAN MASALAH

a)    Apa sajakah macam-macam ekstraksi berdasarkan jenis pelarutnya?

b)    Apakah tujuan dari ekstraksi?

c)    Bagaimanakah proses ekstraksi itu terjadi?

TUJUAN

a)    Untuk mengetahui macam-macam ekstraksi berdasarkan jenis pelarutnya

b)    Untuk mengetahui tujuan dari dilakukannya ekstraksi

c)    Untuk mengetahui bagaimana proses ekstraksi itu terjadi

  

PEMBAHASAN

PENGERTIAN EKSTRAKSI

Ekstraksi merupakan pemisahan suatu zat dari sampel  berdasarkan kelarutannya pada pelarut tertentu. Ekstraksi juga didefinisikan sebagai proses memisahkan suatu penyusun yang diinginkan dari penyusun-penyusun dalam suatu campuran, biasanya menggunakan pelarut tetap, juga cara mekanis (pemerasan). Proses pengambilan komponen  yang larut dari bahan atau campuran dengan menggunakan pelarut seperti air, alkohol, eter dan aseton. Pelarut larutan dan pelarut larutan tidak dapat dicampur. 

Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran dua komponen (misalkan A dan B) dimasukkan kedalam pelarut X dan Y. Syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur, seperti air dengan minyak. Semuanya dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok agar bercampur sempurna dan kemudian didiamkan sampai pelarut X dan Y memisah kembali. Kini zat A dan B berada dalam kedua pelarut X dan Y, tetapi perbandingannya tidak sama. Pemisahan pada proses ekstraksi menggunakan prinsip beda kelarutan.  

Senyawa-senyawa organik dengan gugus fungsi yang bersifat asam atau basa dapat mengalami disosiasi atau protonasi dalam larutan air sesuai dengan pH larutan. Oleh karena itu, proses ekstraksi dapat dioptimalisasi dengan pengaturan pH.  Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut ;

a)    Harga konstanta distribusi tinggi untuk  gugus fungsi yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.

b)    Kelarutan pelarut organik rendah dalam air.

c)    Mudah melepaskan kembali gugus yang bersangkutan didalam air untuk keperluan analisis lebih lanjut.

d)    Viskositasnya kecil dan tidak membentuk emulsi dari air.

 

MACAM-MACAM EKSTRAKSI BERDASARKAN JENIS SAMPEL YANG AKAN DIEKSTRAK

 Berdasarkan jenis sampel yang hendak diekstrak, pemisahan kimia menggunakan ekstraksi dibedakan menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair yang dikenal dengan ekstraksi pelarut dan ekstraksi padat-cair yang dikenal sebagai ekstraksi soxhlet.

1)  EKSTRAKSI PELARUT

     Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Alat yang digunakan dapat berupa corong pisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat “Counter Current Craig”   

                                           

Gambar 1. Corong pisah (alat paling sederhana)

     Yang menjadi pokok pembahasan dalam ekstraksi cair-cair ini adalah kedua fasa yang dipisahkan merupakan cairan yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut  dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti benzene dan klroform. 

     Dalam ekstraksi cair-cair atau yang biasa disebut ekstraksi pelarut, maka kita akan mengenal istilah Koefisien Distribusi (KD), Angka Banding Distribusi (D) dan Persen Terekstrak (% E).

 

a. Koefisien Distribusi (KD)

Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian solute dengan perbandingan tertentu. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organic dan air. Kedua solute itu akan terpisah setelah dilakukan pengocokan hingga homogen dan dibiarkan beberapa menit. Perbandingan konsentrasi solute di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi yang dinyatakan dengan berbagai rumus   

Dengan  KD adalah koefisien distribusi  dan C adalah konsentrasi solute pada pelarut organic dan air. Dari rumus tersebut maka berlaku apabila harga KD besar, solute secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organic begitu pula terjadi sebaliknya. Rumus ini berlaku apabila (a) solute tidak terionisasi dalam salah satu pelarut (b) solute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut dan (c) zat terlarut tidak bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi-reaksi lain. 

b)  Angka Banding Distribusi

Bagaimana jika peristiwa-peristiwa yang disebut diatas dapat terjadi? Dalam kondisi demikian harga KD tidak dapat lagi menggambarkan distribusi solute diantara kedua fasa pelarut, karena solute tidak berada dalam rumus molekul yang sama didalam kedua fasa pelarut. Oleh karena itu perlu didefinisikan suatu besaran baru, yang dinamakan angka banding distribusi (D).  Jika zat terlarut itu adalah senyawa X maka rumus angka banding distribusi dapat ditulis :

Harga D tidak konstan, karena tergantung kondisi reaksi antara lain pH fasa air, konsentrasi pengkompleks.


C) Hubungan D dengan KD

Untuk melihat hubungan D dengan KD secara sederhana dapat dipelajari ekstraksi asam lemah berbasa satu [HA] dalam fasa air dan fasa organik. Dalam fasa air, HA terionisasi menjadi H+ dan A-. Anion sisa asam [A-] tidak larut dalam fasa organic.  Maka didapatkan persamaan sebagai berikut :

     

Dengan melihat rumus diatas maka kita dapat mengetahui bahwa harga D dipengaruhi oleh harga KD, Ka  dan pH fasa air.

d) Persen Terekstraksi 

Teknik ekstraksi dapat dibedakan menjadi tiga cara, yaitu (1) ekstraksi bertahap, (2) ekstraksi continue dan (3) ekstraksi arah berlawanan.

(1) Ekstraksi bertahap

Ekstraksi bertahap mempunyai beberapa metode yaitu metode ekstraksi biasa, salting out dan bertingkat. Ekstraksi bertahap merupakan metode ekstraksi paling sederhana. Pelaksanaan ekstraksi dilakukan dengan menggunakan alat corong pemisah. Bahan yang akan diekstrak dilarutkan kedalam air kemudian dimasukkan dalam corong pemisah.  Pelarut pengekstrak ditambahkan pada larutan air agar zat terlarut dapat diekstrak kedalam cairan pengekstrak. Jika zat yang akan diekstrak berada dalam campuran, maka syarat ekstrak dengan teknik ini adalah D dari zat tersebut harus besar, sedang D zat lainnya harus kecil. Dengan kata lain harga factor pamisahansebesar-besarnya.  Ekstraksi akan semakin efektif jika dilakukan berulang kali menggunakan pelarut dengan volume dikit demi sedikit (ekstraksi bertingkat). Sedangkan metode ekstraksi untuk meningkatkan rasio antara zat terlarut dalam fasa organic dan fasa air dimana dengan menambahkan larutan elektrolit sehingga kelarutan dalam fasa air menurun dan konsentrasi dalam fasa organic akan lebih besar (ekstraksi salting out).


(2) Ekstraksi Kontinue

Teknik ekstraksi continue ini khususnya bagi zat dengan harga D sangat kecil (<1), atau jika harga factor pemisahan β mendekati 1. Bila keadaan ini terjadi, maka ekstraksi bertahap dengan corong pemisah menjadi kurang praktis, karena harus dilakukan ratusan kali. Pada prinsipnya didalam peralatan tersebut terjadi aliran continue (terus menerus) dari pelarut melalui suatu larutan zat yang akan diekstrak. Pelarut yang membawa zat yang terekstrak, diiuapkan, kemudian didinginkan sehingga dapat digunakan lagi. Jika perlu pelarut yang lebih segar ditambahkan terus menerus.

(3) Ekstraksi Dengan Arah Berlawanan

Ekstraksi dengan cara “counter current” menurut Craig ini merupakan salah satu dari berbagai cara untuk memisahkan dua zat atau lebih, apabila angka banding distribusi (D) dari zat-zat tersebut perbedaannya kecil sekali. Proses “counter current”  ini merupakan fraksionasi secara bertahap dengan menggunakan peralatan khusus. Alat yang digunakan pada prinsipnya terdiri dari sejumlah besat ( 100) tabung-tabung pengekstrak yang identik, yang berfungsi sebagai corong pemisah. Pada proses selanjutnya, setelah dilakukan pengocokan untuk mencapai kesetimbangan distribusi, maka fasa atas yang lebih ringan daripada fasa bawah dipindahkan ke tabung nomor berikutnya, yang sudah mengandung fasa bawah yang masih baru. Jumlah kali pemindahan dinyatakan dengan n, yang bermula dari nol.

 

Bila kita lihat dari jenis solute yang akan digunakan, maka ekstraksi dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu (1) ekstraksi molekul netral, kovalen  dan (2) ekstraksi ion logam

 A) Ekstraksi Molekul Netral, Kovalen

Bila tidak ada reaksi yang bersaing untuk ekstraksi jenis ini rumusan untuk efisiensi ekstraksi sama seperti ekstraksi pelarut yang telah dilakukan. Tetapi bila ada reaksi-reaksi tertentu didalam sistem tersebut, maka harus dipertimbangkan pengaruh tersebut terhadap nilai D nya. Maka reaksi yang memungkinkan terjadi ialah Reaksi Dissosiasi, Reaksi Pembentukan Kompleks dan Reaksi Assosiasi.

B) Ekstraksi Ion Logam

Salah satu penggunakan penting ekstraksi pelarut adalah ekstraksi ion logam. Untuk dapat diekstraksi ion logam baru diubah menjadi molekul yang tidak nermuatan (molekul netral) dan mirip senyawa organik. Hal ini dilakukan karena ion logam mempunyai kecenderung tidak larut dalam pelarut-pelarut organik atau pelarut non polar (like dissolve like). Biasanya pengubahannnya dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) pembentukan senyawa kompleks assosiasi ion dan (2) kompleks khelat.

Ø  Kompleks Assosiasi Ion

Pembentukan kompleks assosiasi ion dapat dilakukan dengan cara penggabungan ion logam kedalam suatu molekul besar yang kemudian digabungkan (diasosiasikan) dengan ion lain yang muatannya berlawanan, sehingga membentuk suatu senyawa pasangan ion. Pasangan ion ini dapat berupa pasangan ion dimana ion logam terikat dalam suatu anion dan psasangan ion dimana io logam terikat dalam suatu kation.

Ø  Komplek Khelat

Reaksi pembentukannya secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :  

Dalam persamaan reaksi diatas Mn+ adalah ion logam, R- adalah anion pembentuk kompleks khelat MRn. kebanyakan reagen pengkhelat membentuk senyawa kompleks berwarna, dan ini dapat dijadikan dasar untuk penentuan ion logam secara spektrofotometri. Kompleks khelat seringkali tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik seperti kloroform, karbon tetra klorida dan lain sebagainya. Pembentukkan kompleks khelat merupakan cara yang paling luas penggunaanya dalam ekstraksi ion logam.

Contoh dari senyawa khelat salah satunya adalah coba perhatikan reagensia 8-kuinolinol (8-hidroksikuinolina) yang dirujuk dengan nama trivialnya, "oksina, Reagensia ini membentuk molekul yang netral, tak-larut dalam air, larutan kloroform atau karbon tetraklorida dengan ion logam; senyawan kelat.     

                         Gambar 2. Kelat Cu dengan oksida

Jika oksina kita singkat sebagai HOx, dapatlah kita tulis reaksi sebagai 

Suatu zat pengkelat lain yang sangat penting untuk ekstraksi pelarut dari ion logam adalah difeniltiokarbazon atau "ditizon" . Ditizon dan kelat logamnya sangat tak-dapat larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut semacam kloroform dan karbon letraklorida. Larutan reagensia itu sendiri adalah hijau tua, sementara kompleks logam adalah violet tua, merah, jingga, kuning atau warna lain bergantung pada ion logamnya, logam yang membentuk ditizonat antara lain Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn, Pd, Ag, Cd, In, Sn, dan Pb. Konsentrasi kelat dalam ekstrak itu normalnya ditetapkan secara spektrofotometris. Sedangkan untuk ekstraksi yang melibatkan pasangan ion, kita dapat mengambil contoh penggunaan tetraphenilarsonium klorida untuk mengekstrak permanganat, perrenat, dan perteknetat dari air ke dalam kloroform. Spesies yang berpindah ke dalam fase organik adalah suatu pasangan ion, [(C6H5)4As+,J. Serupa pula ekstraksi ion uranil, UO]+, dari dalam larutan nitrat berair ke dalam pelarut seperti eter (sebuah proses penting dalam kimia uranium) melibatkan suatu asosiasi dari [UO2+, 2NO]. Diduga bahwa ion uranil disolvasi baik oleh eter maupun oleh air, suatu fakta yang tak diragukan lagi mempermudah penembusan fasa organik oleh suatu pasangan ion yang kemudian menyesuaikan diri lebih ke karakter dari pelarut itu.

Telah diketahui sejak bertahun-tahun bahwa ion besi (III) dapat diekstrak ke dalam eter dari dalam larutan asam klorida yang cukup pekat. Proses ini berguna untuk pemisahan kuantitas ruahan besi sebelum penentuan unsur-unsur yang lain dalam aliase fero. Meskipun telah ada studi yang ekstensif, sistem air-eter-HCl-Fe3+ masih belum dipahami dengan lengkap. Terdapat bukti bahwa spesies yang dapat diekstraksi adalah suatu pasangan ion dari tipe [H3O+, Fe(H2O)2Cl4]; kesetimbangan yang lain dapat menyusup masuk, seperti solvasi baik proton maupun ion besi(III) oleh eter.

Umumnya pereaksi pengkhelat adalah asam-asam organik lemah yang terionisasi dalam air. Pada pembentukan kompleks logam khelat terjadi reaksi pendesakan proton (ion H+) dari asam oleh ion lohgam dan muatan ion logam dinetralkan oleh muatan dari anion sisa asam. Semakin stabil kompleks khelat (harga Kf semakin besar) semakin besar pula efisiensi ekstraksi dan prinsip ini digunakan sebagai dasar untuk pemisahan logam-logam. Suatu reagen asam (harga Ka) besar yang relatif larut dalam air (KDHR kecil) akan menunjang ekstraksi yang baik. Sayangnya kestabilan kompleks khelat umumnya menurun sejalan dengan kenaikan keasaman reagen. (mudah melepas proton dan juga ion logam). Karena itu untuk sederetan reagen pengkhelat yang berbeda, efek dari Ka dan Kf harus diperhitungkan bersama.

 

2)    EKSTRAKSI SOXHLET

Ektraksi padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada padatan menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan diekstrak dihaluskan terlebih dahulu dengan cara ditumbuk atau dapat juga diiris-iris menjadi bagian yang tipis-tipis. Kemudian padatan yang telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang terbungkus kertas saring dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet. Pelarut organik dimasukkan kedalam abu alas bulat. Kemudian peralatan ekstraksi dirangkai dengan menggunakan pendingin air. Ekstrakasi dilakukan dengan memanaskan pelarut organik sampai semua analit terekstrak (kira-kira 6x siklus). Hasil ekstraksi dipindahkan kerotary evaporator vacuum untuk diekstrak kembali berdasarkan titik didihnya .

     Pada ekstraktor soxhlet cairan akan menggerakkan larutan setelah tinggi pelarut dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada dibawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian lainnya. Ekstraksi menjadi tidak merata, sementara pada ekstraksi pada pelarut langsung keluar menuju labu didih. Sampel berkontak dengan pelarut. Pada ekstraktor soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan udara ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dan pelarut panas didalam pipa keruangan. Akibatnya suhu didalam soxhlet tidak merata sedangkan pada ekstraktor butt pelarutnya dilindungi jaket uap yang mencegah perpindahan pada pelarut ke udara dalam ruangan sehingga ekstraktor butt lebih efektif daripada ekstraktor soxhlet. Gambar dari ekstraktor soxhlet adalah sebagai berikut

                                         

                        gambar 3. Ekstrator Soxhlet

 

 

PENUTUP

KESIMPULAN

Ekstraksi didefinisikan sebagai proses memisahkan suatu penyusun yang diinginkan dari penyusun-penyusun dalam suatu campuran, biasanya menggunakan pelarut tetap, juga cara mekanis (pemerasan).

Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran dua komponen (misalkan A dan B) dimasukkan kedalam pelarut X dan Y. Syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur, seperti air dengan minyak.

Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut ;

a)    Harga konstanta distribusi tinggi untuk  gugus fungsi yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.

b)    Kelarutan pelarut organik rendah dalam air.

c)    Mudah melepaskan kembali gugus yang bersangkutan didalam air untuk keperluan analisis lebih lanjut.

d)    Viskositasnya kecil dan tidak membentuk emulsi dari air.

Berdasarkan jenis sampel yang hendak diekstrak, pemisahan kimia menggunakan ekstraksi dibedakan menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair yang dikenal dengan ekstraksi pelarut dan ekstraksi padat-cair yang dikenal sebagai ekstraksi soxhlet.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2007. http: // Pengantar Ekstraksi Cair-Cair.com. diakses tanggal 20 Juni 2011

Day, Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga

Khamdinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Soebagio. 2005. Kimia Analitik 2. Malang: UM Press


0 komentar:

Posting Komentar