BAB I
PENDAHULUAN
Distilasi pertama kali ditemukan oleh
kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya
dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari
Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus
dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang
proses distilasi pada sekitar abad ke-4 Bentuk modern distilasi pertama kali
ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama
oleh Al-Razi pada pemisahan
alkohol menjadi
senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang
memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The
Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan
oleh Jabir
Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal
dengan Ibnu
Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga
telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak
dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas
oleh Al-Kindi (801-873).
BAB II
PNGERTIAN
DESTILASI
Definisi
Destilasi
Dasar pemisahan destilasi adalah proses pemisahan yang berdasarkan atas perbedaan dua titik didih dua cairan atau lebih. Campuran jika dipanaskan maka komponen yang titik didihnya rendah akan menguap lebih dulu, dengan suhu secara cermat komponen larutan akan menguap dan mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Proses pengembun terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin (Sukri,1999).
Destilasi pada proses pemurnian untuk senyawa cair yaitu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan destilat. Destilasi pada senyawa padat yaitu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya, kemudian mengemunkan uap yang terbentuk yang akan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan distilat (senyawa cair yang murni). Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Untuk memurnikan senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan dilakukan proses destilasi bertingkat. Senyawa organik lain yang akan dimurnikan dimasukkan kedalam labu destilasi yang dilengkapi dengan kolom fraksinasi. Proses yang terjadi pada destilasi adalah perubahan fase cair menjadi fase uap atau fase gas dengan pendidihan, kemudian gas-gas tersebut mengembun. Tahap terpenting pada destilasi ialah pendidihan dan kondensasi pengembunan, tetapi destilasi bukan merupakan dua urutan penguapan dan kondensasi. Destilasi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat atau lebih dan mempunyai perbedaan titik didih cukup besar. Contoh destilasi adalah pembuatan air minum dari air laut.
Dalam larutan terdapat dua komponen yaitu solute dan solvent, sehingga larutan didefinisikan sebagai campuran homogen solute dan solvent. Terbentuknya larutan karena adanya gaya tarik antara molekul solute dan solvent dalam proses kelarutan. Apabila solvent berupa air maka disebut proses hidrasi. Dalam kimia, sering dihadapi masalah yang berhubungan dengan cara memisahkan solute atau solvent dari larutannya. Jika solute bukan volatil atau kurang volatil dibandingkan solventnya maka, solvent dapat dipisahkan dengan destilasi. Dasar pemisahan destilasi adalah perbedaan dua titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan megatur sushu secara cermat komponen larutan akan menguap dan mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Proses pengembunan terjadi dengan mengalirkan uap ke tabung pendingin (S, Sukri., 1999).
Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dalam destilasi adalah kondisi saat pemanasan labu didih. Dalam
keadaan suhu dan tekanan tinggi, labu dapat mengalami ledakan yang dikenal
sebagai super heated. Secara teknis, sebelum proses
pemanasan, di dalam labu didih disertakan agen anti
bumping seperti
pecahan porcelain. Pori-pori porcelain dapat menyerap panas dan meratakan panas
ke seluruh sistem. Metode destilasi digunakan pada larutan yang mempunyai titik
didih moderat sekitar 100 0C.
Apabila terdapat sampel dengan titik didih sangat tinggi, tidak disarankan
menggunakan teknik pemisahan destilasi karena dua hal yaitu suhu dan tekanan
tinggi rawan ledakan dan pada suhu tinggi senyawa dapat mengalami dekomposisi
atau rusak. Terdapat berbagai macam destilasi, diantaranya (Arsyad, 2001)
BAB III
MACAM-MACAM DESTILASI
Macam-macam
Destilasi
3.1 Berdasarkan
prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a.Distilasi kontinyu
b.Distilasi batch
3.2 Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi
menjadi tiga, yaitu :
a.Distilasi atmosferis
b.Distilasi vakum
c.Distilasi tekanan
3.3 Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a.Destilasi system biner
b.Destilasi system multi komponen
3.4 Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :
a.Single-stage Distillation
b.Multi stage Distillation
3.5 Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain menyebutkan macam – macam destilasi, yaitu (soebagio,2005) :
1.Destilasi sederhana
2.Destilasi bertingkat ( fraksional )
3.Destilasi uap
4.Destilasi vakum
5.Destilasi kering
1. destilasi sederhana
Destilasi sederhana : Penguapan
suatu larutan dengan pemanasan dan uap diembunkan kembali oleh kondensor.
2. Destilasi fraksional
Destilasi
fraksional : Penyulingan yang dilakukan dengan refluks parsial karena luas
permukaan dalam kolom fraksionasi yang digunakan memungkinkan terjadinya
keseimbangan uap-cair. Uap hasil destilasi pertama akan mengembun kembali dan
melewati sel berikutnya, menguap kembali. Proses ini berlangsung
berulang-ulang. Semakin banyak kolom fraksionasi, maka pemisahan semakin
sempurna. Senyawa yang berada pada puncak kolom adalah senyawa paling
volatil/titik didih paling rendah. Contoh : pemisahan fraksi-fraksi dalam
minyak bumi.
3. Destilasi uap
Destilasi
uap adalah cara yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan senyawa organic
yang sukar larut dalam air. Destilasi uap berfungsi untuk memisahkan zat (tak
larut dalam air) yang mempunyai tekanan uap relative rendah 5 – 10 mghg pada
sekitar 100 C.
zat dengan tekanan uap sangat rendah tidak dapat didestilasi uap. Jadi dengan
cara ini dapat dilakukan pemeurnian beberapa zat yang mempunyai titik didih
tinggi.
4. Destilasi vakum
Destilasi
vakum merupakan digunakan untuk cairan yang terurai dekat titik didihnya,
sehingga untuk memisahkan dari komponennya tidak dapat dilakukan dengan
destilasi biasa. Dalam destilasi tekanan rendah, destilasi tidak dilakukan pada
tekanan barameter biasa, sehingga cairan tersebut dapat mendidih jauh dibawah
titik didihnya yang selanjutnya proses pemisahannya seperti biasa.
5. Destilasi kering
Destilasi kering adalah suatu
proses penyulingan dari sampel padat dengan pemanasan sampai menguap dan
diembunkan kembali. Contoh destilasi batubara menjadi kokas..
BAB IV
ALAT dan
METODE PERCOBAAN
4.1
Alat yang Digunakan
Alat-alat
yang digunakan dalam destilasi cukup sederhana. Pertama tempat sampel, berupa
reservoar biasanya dipilih labu alas bulat, kondensor untuk mengembunkan uap
dan tempat destilat. Pemanas yang digunakan dapat berupa kompor listrik atau
heating mantle yang dapat diatur suhunya. Untuk mengontrol suhu uap, pada salah
satu ujung labu dipasang termometer. Untuk memahami bagaimana proses destilasi
berlangsung dapat dilihat dari diagram alat destilasi pada gambar 2.9 (S,
Sukri., 1999)
Alat
yang digunakan dalam percobaan destilasi adalah termometer, adafter, klem, Bunsen,
kawat kasa, statif, liebig kondensor, dan elenmeyer.
4.2
Metode Percobaan
a. Alat dipasang dan disusun sesuai
prosedur.
b. Cairan dimasukkan dan porselin
dipecahkan ke dalam labu destilasi melalui corong biasa.
c. Termometer dipasang, kemudian
air dan pembakar Bunsen dinyalakan.
d. Selama pengejaan diamati,
destilat mulai ditampung pada waktu thermometer mulai konstan untuk kedua
kalinya dan setrusnya samapai temperatur naik.
e. Menghindari bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi yang diakibatkan oleh cairan-cairan yang mudah menguap.
(Sutrisno, 2009)
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam destilasi adalah kondisi
saat pemanasan labu didih. Dalam keadaan suhu dan tekanan tinggi, labu dapat
mengalami ledakan yang dikenal sebagai super heated. Secara teknis, sebelum
proses pemanasan, di dalam labu didih disertakan agen anti bumping seperti
pecahan porcelain. Pori-pori porcelain dapat menyerap panas dan meratakan panas
ke seluruh sistem. Metode destilasi digunakan pada larutan yang mempunyai titik
didih moderat sekitar 100 C. Apabila terdapat sampel dengan titik didih sangat tinggi,
tidak disarankan menggunakan teknik pemisahan destilasi karena dua hal yaitu
suhu dan tekanan tinggi rawan ledakan dan pada suhu tinggi senyawa dapat
mengalami dekomposisi atau rusak. Terdapat berbagai macam distilasi,
diantaranya (Arsyat, N, M., 2001):
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Berbagai
campuran dapat dimurnikan dengan destilasi sederhana. Distilasi sederhana merupakan
salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian dan pemisahan suatu larutan yang
berdasarkan pada perbedaan titik didih yang relative jauh. Aplikasinya seperti
pada sintesis kloroform dan ekstraksi padat – cair yang pemurniannya
menggunakan destilator. Selain itu salah satu
penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi
bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit
listrik, pemanas, dll. Destilator terdiri dari thermometer, labu didih, steel
head, pemanas, kondensor, dan labu penampung destilat yang memiliki fungsi
tertentu.
Pemisahan senyawa
dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran.
Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam permukaan
cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan
naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan
itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan
uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih
tinggi pada suhu kamar akan mempnyai titik didih lebih rendah daripada cairan
yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.
Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyat, N, M., 2001, Kamus Kimia (Arti Dan Penjelasan Istilah), Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Soebagio., 2005, kimia analitik II, Malang:UM Press
Sutrisno, Ela
Tumala, 2009, Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Bandung: UNPAS
Syukri,s., 1999, kimia dasar 3, Bandung:ITB
http://id.wikipedia.org/wiki/distilasi
0 komentar:
Posting Komentar