BABI
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi
komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Alat
yang digunakan terdiri atas kolom yang di dalamnya diisikan fasa stasioner
(padatan atau cairan). Campuran ditambahkan ke kolom dari ujung satu dan
campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban yang cocok (fasa mobil).
Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom,
yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara fasa mobil
dan fasa diam (stationer).
Kromatografi gel sering juga di sebut gel permeation atau
filtration chromatography biasa digunakan untuk memisahkan dan memurnikan
protein. Pemisahan dengan metode ini sangat selektif dan karena biaya untuk
menjalankan metode ini murah serta kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa
digunakan pada awal proses keseluruhan
Dari pengertian diatas, terdapat beberapa jenis kromatografi yang
salah satunya menggunakan prinsip pemisahan berdasarkan ukuran molekul. Jenis
kromatografi ini adalah kromatografi gel. Kromatografi ini pada umumnya
menggunakan prinsip ukuran molekul yang besar misalnya polimer protein yang berat
molekulnya mencapai 1000 gram/mol atau lebih dari itu. Kegunaan dari
kromatografi ini sangat banyak yaitu untuk memisahkan senyawa-senyawa yang
memiliki berat molekul yang besar misalnya adalah polimer protein atau
polisakarida.
Dari pemaparan diatas sudah
menunjukkan bahwasannya kromatografi gel memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas pemisahan kimia serta
menambah pengetahuan mahasiswa mengenai kromatografi gel dan hal-hal yang
berkaitan dengan kromatografi gel.
1.2
Rumusan Masalah
1.
1. Pengertian kromatografi ekslusi
2.
2. Prinsip yang digunakan dalam kromatografi ekslusi
3. 3. Contoh senyawa yang dapat dipisahkan dengan menggunakan kromatografi ekslusi
BAB II
PEMBAHASAN
KROMATOGRAFI
EKSKLUSI
1.Pengertian
Kromatografi Ekslusi
Pemisahan
berbagai konstituen dengan meninjau perbedaann ukuran dan geometri molekul
adalah dasar Kromatografi eksklusi. Peredaan ukuran menyebabkan beberapa
partikel bergerak lebih cepat dari yang lainya sehingga menimbulkaan perbedaan
permukaan migrasi. Kromatografi eksklusi dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu :
a)
Teknik permeasi gel atau filtrasi gel
b)
Eksklus dan reterdasi ion
c)
Inorganic molecular sieves
2.
Macam-Macam Gel
Sephadex adalah bahan penyaring molekul yang popular digunakan untuk pemisahan protein. Bahannya terbuat dari polisakarida dekstran yang karena memuat gugus hidroksil di sepanjang rantai polimernya menjadikan gel ini bersifat lebih polar dan dapat menyerap air. Jumlah hubung silang dalam pembuatannya dapat dikendalikan secara cermat untuk mengatur ukuran pori dan batas eksklusi. Gel dikarakterisasi berkenaan dengan kemampuan penggelembungannya, dan kemampuan memperoleh air kembali yang terserap oleh gel pada penggelembungan (water regain). Tipe angka-angka pada gel sephadex menunjukkan harga perolehan kembali air dari gel. Sebagai contoh sephadex G-10, mempunyai harga perolehan kembali ini kira-kira 1 mi/g gel kering dan sephadex G-200 mempunyai harga 20 ml/g gel kering. Tabel 7.3 berikut menunjukkan beberapa tipe gel sephadex.
Tabel
7.3 Beberapa Tipe Gel Sephadex (pecsok,1976:71):
Tipe |
Water
Regain g/g
Sephadex Kering |
Batas
Eksklusi (
Berat Molekul ) |
Rentang
Fraksionasi (
Batas Berat Molekul) |
G-10 |
1,0 |
700 |
Sampai
700 |
G-25 |
2,5 |
5000 |
100 –
5000 |
G-50 |
5,0 |
10000 |
500 –
10.000 |
G-75 |
7,5 |
50.000 |
1000 –
50.000 |
Biogel adalah jenis gel penyaring
molekul yang lebih inert, terdiri dari poliakril amida. Biogel dibuat dari
reaksi kepolimerisasi senyawa akril amida dengan N,N- metilen-bis-akrilamida.
Bahan ini tidak larut dalam air dan pelarut organic umumnya dan dapat digunakan
pada pH 2 sampai dengan 11. Adanya matriks poliakrilamida menurunkan
kemungkinan penyerapan zat-zat polar. Tersedia kurang lebih 10 tipe Biogel
secara komersial dengan batas eksklusi berat molekul 1800 - 400.000.
Stiragel adalah gel polistirena yang
sangat berguna untuk pemisahan larutan tak berair yang murni di dalam metilen
klorida, toluene, trikloro benzene, tetrahidofuran, kresol, dimetil sulfoksida
dan sebagainya. Gel ini tidak dapat digunakan dengan air, aseton dan alkohol.
Gel ini dapat dibuat dengan batas eksklusi untuk berat molekul 1600 sampai
dengan 40.000.000.
3.Kesetimbangan
Distribusi pada kromatografi Eksklusi
Reaksi kesetimbangan dituliskan sebagai:
XM=
banyaknya komponen dalam fasa gerak
XS=
banyaknya komponen dalam fasa diam
Pada
kesetimbangan distribusi maka bisa dituliskan:
K=[XS]/[XM]=k’(VM/VS), dimana:
VM=
volum interstisial total fasa gerak
VS=
volum pelarut di dalam pori-pori kolom terkemas, yang dapat digunakan oleh
molekul komponen
k’=
factor kapasitas
K=
koefisien distribusi
Ada
beberapa kemungkinan sehubungan dengan persamaan K di atas, yaitu:
1)
Kalau
prosesnya benar-benar berdasarkan eksklusi dan semua pori dapat dimasuki
molekul komponen, maka: [XM]=[XS], sehingga K=1.
2)
Keadaan
sebaliknya, jika tidak ada satupun pori gel yang dapat dimasuki komponen, maka
[XS]=0. Sehingga K=0.
Dari dua
hal di atas bisa disimpulkan bahwa harga K dalam kromatografi eksklusi adalah
0 < K
<1. Bisa dibandingkan bagaimana dengan kromatografi lainnya. Oleh sebab itu
semua komponen akan terelusi dalam jumlah volum tertentu dan tak terhingga.
Jika harga K > 1, maka proses tidak murni eksklusi saja, mungkin ada
mekanisme retensi yang lain seperti adsorpsi, atau partisi.
4.
Macam-Macam Kromatografi Ekslusi serta Contohnya
4. A.
Teknik Permeasi atau Filtrasi Gel
Teknik
permeasi atau Filtrasi adalah suatu teknik yang menguraikan campuran zat-zat
sesuai dengan ukuran molekulnya. Teknik ini didasari atas inklusi dan eksklusi
suatu zat terlarut melalui suatu fase diam yang terbuat dari gel polimer yang
terikat silang ddan berpori heterogen. Dalam kromatografi eksklusi cair-padat
pemisahan teradi antara vase cair di dalam partike gel dan cairan di luar
mengelilingi partikel gel. Sebagai penunjang fase diam dalam pemisahan ini
biasanya digunakan xerogel-xerogel. Xerogel adalah suatu gel organik yang dapat
bersifat hidrofilik (yaitu : agar dan dekstran yang terikat silang pada
poliakrilamida) ataupun hidrofobik (poistirena). Xerogel-xerogel ini tersedia
di pasaran dengan nama dagang biogel p-2 (poliakrilamida),sepadex G-10-200
(dekstran) juga styrogel (gel polistirena yang dimodifikasi) dan agarose.
Kolom
yang digunakan adalah kolom biaya pengelusi (luent) dibiarkan mengalir karena
grafitasinya. Laju aliran akan bertambah dengan bertambahnya ukuran partikel
seperti kromatografi pertukaran ion, laju aliran juga dapat dipengaruhi oleh
variasi porositas gel. Untuk suatu gel yang tidak padat, volume interstisi
dapat diturukan dengan pemberian tekanan, volume eluent berkisar antara 25 –
100 ml. sepertii juga metode kromatografi lainnya, konsekwensi efluaennya
diukur melalui sifat-sifat fisik yang sesuai.. seperti indeks refraksi,
absorbansi,, intensitaas pendar flour atau sifat-sifat listriknya.
Parameter-parameter
kolom dapat dihubungkan secar matematik dengan:
Vb = Vo
+ Vi + Vr = Vo Vs
Vi = m
Sr/ Ps
Vi =Vo +
Kd Vi
Dimana:
:
- Vi = volume bagiana dalam gel
- Vr=
volume matriks gel
- Vs= volume total face diam gel
- m =
berat gel
- Sr =
volume pelarut yang dipakai
- Ps =
kerapatan pelarut
- Kd =
koefisien distribusi
- Pr =
kerapatan gel
- Vb=
volume bed
- Vo=
volume di luar gel,
Pemisahann
suatu tipe gel bergantung pada ukurran molekul dan sifat kimia dari zat yang
akan dipisahkan. Misalkan biogel 0 – 10 digunakan untuk zat-zat dengan berat
molekul berkisar antara 500-17000 satuan. Molekul dengan besar molekul diatas
batas ini yaitu limit eksklusif, akan lewat saja tanpa rintangan dari gel. Di
bawah limit eksklusi, zat tersebut akan terelusi pada volume elusi yang sesuai
dengan volume bed total. Untuk bekerja dalam medium tidak berai, gel yang tepat
digunakan adalah sephadex LH-20. Pemakaian Kromatografi permeasi gel digunakan
untuk analisis campran molekul dengan berat molkul yang berbeda seperti
pemisahaan rafinosa, maltose, dengan menggunakan sephadex pada pH 7,0, laju
aliran 5 ml/jam ddan H2O sebagai eluent. Pemisahan molekul- molekul dengan
berat molekul sama dapat juga dilakukan dengan pemilihan yang tepat tipe gel
dan tinggi kolomnya. Pengeluaran garam (desalting) adalah salah satu pemisahan
yang meliputi pembebasan garam dan senyawa berberat dengan molekul makro.
4.B.
Eksklusi dan reterdarsi ion
Eksklusi
ion adalah suatu proses untuk memisahkan materi ionic dari materi nonionic
didasari pada perbedaan distribusi pada ke dua tipe zat pelarut ini di antara
vase resin penukar ion dan larutan air. Jika suatu resin penukar ion diletakkan
dalam larutan elektrolit encer atau dalam air, konsentrasi elektrolit pada
kesetimbangan dalam fase resin akan lebih kecil dari pada larutan sekelilingnya
yaitu fase luarnya, tetapi bila resin diletakkan dalam suatu larutan
nondielektrolit (dalam air), maka nonelektrolit ini akan berubah untuk
terdistribbusi secara merata pada kedua fase. Jadi sebenarnya tidak terjadi
penukaran ion dalam peristiwa absobsi elektrolit dan elektrolit tersebut.
Karena ke dua tipe zat terlarut ini dapat diekstraksi dari resin dengan hanya
mengencerkan larutan laurnya (sekelilingnya). Dengan air.
Jika
suatu latutan yang mengandung baik materi-materi ionic dan nonionic diletakkan
pada bagian atas kolom berisi resin dan dicuci dengan air, materi ionic akan
mengalir mengelilingi partikel resin sedang materi nonionic berdifusi kedalam
pertikel-partikel resin dan masuk kedalam rongga-rongga kosong antara partikel
resin. Laju perpindahan materi nonionic akiabatnya akan lebih rendah dari pada
komponen ionicnya dan akan teramati komponen ionic muncul terlebih dahulu
sebagai efluen. Jelasbahwa resin penukaran ion digunakan sebagai fase diam,
dank arena tidak terjadi penukaran ion, resindapat dipakai terus-menerustanpa
regenerasi.
4B.1.
Mekanisme Eksklusi Ion
Suatu
resin penukaran ion tidaklah sama dengan absobsi biasa. Dengan mengatur
jaringan muatan suatu resin, dapat diperoleh keadaan dimana hanya satu macam
ion elektrolit yang dieksklusikan. Jumlah total elektrolit yang berdifusi
kedalam resin dibatasi eloh prinsip elektronetralitas. Makin kuat terionisasi
suatu resin penukaran makin efesien untuk eksklusi ion. Banyaknya garam yang
erdifusi kedalam resin berkurang dengan bertamnbahnya kapasitas penukar ion
suatu resin. Sebagian besar ion elektrolit berberat elektrolit rendah yang
mudah larut dalam air, bebas berdifusi kedalam dan keluar resin tidak peduli
besarnya kapasitas resin, sehingga cenderung berkonsentrasi sama dengan ke dua
fase saat kesetimbangan tercapai.
4B.2.
Aplikasi Metode Ion Eksklusi
Gula dan garam tidak dapat dipisahkan dengan metode ini karena ukuran dan ketidakmampuanya relative dari molekul sukrosa dan glukosa untuk berdifusi secara cepat kedalam fase resin. Pemisahan elektrolit kuat dan molekul netral paling baik dicapai dengan metode eksklusi ion, misalnya pemisahan NaCl dan etilen glikol, HCl dan HC3COOH, CH3COOH; NaCl dan etano. Riechenberg telah menggunakan teknik ini untuk pemisahan anggota deret Homolog, misalkan pemisahan asam asetat dan asam n- butirat. Gugusan sulfanat yang bersiafat asam pada resin penukaran ion, dapat menghasilkan efek garam pada materi organic dan cenderung untuk menehan efek absorbsi matriks resin. Oleh karena itu rieman menggunakan larutan garam sebagai pengganti larutan H2O untuk eluen dalam memisahkan methanol, etanol dan propanol. Efek yang menguntungkan adanya garam dalam eluen adalah efek garam selektif terhadap komponen nonionic dari fase larutannya.
4C.
Molekular sieve anorganic – Zeolit
Zeolit
alam dan sintesis membentuk suatu saringan molekul untuk pemisahan gas-gas dan
molekul organic berukuran organic berukuran kecil. Volume suatu zeolit
terbentuk dari suatu rongga-romgga yang saling dihungbungkan dengan
saluran-saluran (channels). Penyaringan dan aksi penghambatan dari saluran
dikombinasikan dengan aktifitas adsobsi permukaan matriks Kristal sehingga
memungkinkan digunakannya zeolit untuk memisahkan molekul—molekul yang lebih
kecil dari ukuran saluran ini dari molekul yang lebih besar ukurannya dari
ukuran saluran. Aktifitas permukaan dan geometris molecular berperanan dalam
pemisahan ini.
Secara structural zeolit adalah rangka tetrahedral yang bersatu membetuk
struktur sarang tawon dengan rongga-rongga besar yang saling berhubungan
melalui saluran-saluran kecil. Penampang lintang dari saluran inilah yang
menentukan ukuran molekul yang dapat masuk ke dalam rongga-rongga. Ukuran dari
posisi ion logam (misal Na, Ca) dalam Kristal zeolit,dan tipe struktur jaringan
rangka tetra hedral alumina silica zeolit menentukan diameter efektif dari
saluran-saluran tersebut.
Beberapa
macam tipe zeolit, misalkan tipe molecular sieve 4A adalah [Na12 (AlO2)12
(SiO2)12]. Molekul berdiameter lebih kecil dari 4A akan terabsorbsi, misalkan
H2O, CO2, H2S, SO2dan hidrokarbon borongga 1-2 atom karbon. Etana dapat masuk
kedalam molecular sieve 5A, yang dibuat dari molecular sieve 4A dengan
menggantikan Na oleh Ca dan K. paraffin lantai lurus dapat masuk kedalamnya,
demikian juga alcohol sampai dengan C 4, tetapi siklopropana tidak dapat masuk.
Demikian juga asam naftanik dan olekul aromatic lainya. Tipe 10 x dan 13 x
adalah Na8 (AlO2)80 (SiO2)106. Mereka mengabsobsi molekul berdiameter sampai 10
A.
Molecular
sieve mempunyai afinitas lebih besar terhadap molekul polar dan senyawa yang
berpolarisasi karena induksi pada molekul nonpolar yang berukuran sama.
Molekul-molekul polar tertahan dengan kuat dalam rongga Kristal. Pada pemurnian
dan industry gas, molekul sieve digunakan untuk menghilangkan molekul-molekul
tidak jenuh (polar). Zeolit digunakan juga sebagai medium berlangsungnya
reaksi. Bahan kimia didalamnya sebagai hasil reaksi dapat dikeluarkan dengan
menggunakan teknik vakum atau dengan pergeseran menggunakan materi yang
berabsorbsi kuat, misalkan air. Molecular sieve ini dapat diaktifkan kemali
dengan peanasan 200-3500 C. mereka juga digunakan dalam kromatografi gas padat
sebagai fase diamnya dalam kolom.
Instrumentasi
Tipikal instrumen GPC Waters termasuk pemegang sampel A., B. Kolom C. Pompa Indeks bias D. E. Detektor UV-vis Detector
Bagian dalam pemegang sampel instrumen GPC Waters
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Kromatografi
eksklusi adalah Pemisahan berbagai konstituen dengan meninjau perbedaann ukuran
dan geometri molekul.
2.
Kromatografi
eksklusi dikelompokkan dalam tiga kategori diantaranya:
a. Teknik permeasi gel atau filtrasi gel
b.
Eksklus dan reterdasi ion
c.
Inorganic molecular sieves
3.
Teknik
permeasi gel merupakan suatu teknik yang menguraikan campuran zat-zat sesuai
dengan ukuran molekulnya.
4.
Eksklus
dan reterdasi ion adalah suatu proses untuk memisahkan materi ionic dari materi
nonionic didasari pada perbedaan distribusi pada ke dua tipe zat pelarut ini di
antara vase resin penukar ion dan larutan air.
5.
Inorganic
molecular sieves merupakan Suatu saringan molekul untuk pemisahan gas-gas dan
molekul organic berukuran organic berukuran kecil
DAFTAR
PUSTAKA
Khopkar.
2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta .UI Press
Rohman,
Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sastrohamodjojo,
Hardjono. 2005. Kromatografi. Yogyakarta: Liberty
Soebagio.
2005. Kimia analitik II. Universitas. Malang: Malang Press
0 komentar:
Posting Komentar