Tugas: Bacalah dan Pahami, Kemudian rangkum dalam buku Catatan Terimakasih.
Kerajaan Maritim Hindu Budha di Indonesia Kerajaan Kutai
Letak Kerajaan Kutai
Letak kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah Muarakaman di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Sungai tersebut adalah sungai yang cukup besar dan memiliki beberapa anak sungai. Lokasi pertemuan antar sungai Mahakam dengan anak sungainya diperkirakan adalah letak Muarakaman di masa lampau.
Sungai Mahakam dapat dilayari dari pantai hingga masuk ke Muarakaman, sehingga sangat strategis untuk menjadi jalur perdagangan. Kemungkinan besar, itulah penyebab orang-orang dari tanah India telah hadir di sana meskipun Kutai tidak berada di jalur internasional yang telah diketahui khalayak dunia.
Kehidupan di Bidang Politik
Pengaruh datangnya kebudayaan India terutama kebudayaan Hindu menyebabkan Kutai yang semula merupakan kelompok masyarakat yang berbentuk suku berubah sistem pemerintahannya. Kepala pemerintahannya yang semula seorang kepala suku berubah menjadi raja. Bukti yang menunjukkan adanya pengaruh India dalam kelompok masyarakat Kutai adalah penggunaan nama yang berunsurkan India pada salah satu pemimpin mereka dalam salah satu prasasti peninggalannya.
Satu-satunya bukti yang dapat digunakan untuk menguak sejarah kerajaan Kutai sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia, adalah ditemukannya 7 buah prasasti yupa yang diperkirakan berasal dari sekitar tahun 400M/abad 5M. Yupa adalah tugu batu peringatan dan tempat menambatkan hewan kurban dalam upacara-upacara kurban Hindu. Tulisan di yupa berhuruf Pallawa, berbahasa Sanskerta.
Yupa berukuran kurang lebih 1 meter yang ditanam di atas tanah. Pada tiang batu ini terukir prasasti dari kerajaan Kutai yang dianggap msebagai sumber tulisan tertua di Indonesia. Yupa memiliki tiga fungsi utama, yaitu: 1. sebagai prasasti, 2. tiang pengikat hewan untuk upacara korban keagamaan, dan 3. lambang kebesaran raja.
Pada salah satu prasasti yang ditemukan disebutkan bahwa Raja Kutai yang memerintah adalah Mulawarman, anak Aswawarman, cucu Kudungga. Berdasarkan analisis Prof. Dr. Purbacaraka, Kudungga adalah nama asli Indonesia. Dengan demikian, pada saat Kudungga memerintah, diduga pengaruh kebudayaan dari India belum datang. Namun, pada saat Aswawarman mulai memerintah tampaknya pengaruh Hindu mulai datang. Terbukti pada salah satu prasasti yang ditemukan, Aswawarman disebut Wangsakarta yang merupakan bahasa Sanskerta dari India. Wangsakarta berarti pembentuk keluarga.
Ketiga raja tersebut merupakan raja yang paling tersohor (tertuama Mulawarman) karena berhasil membawa kerajaan ini ke masa keemasannya. Bahkan beberapa sejarawan menganggap bahwa Mulawarman adalah pendiri kerajaan Kutai karena berhasil membawakan stabilitas sosial, politik, dan ekonomi di kerajaan ini.
Mulawarman berhasil menciptakan stabilitas politik dengan cara melibatkan golongan lain di dalam kerajaan. Buktinya tertulis dalam salah satu yupa yang ditemukan dan menyebutkan bahwa Mulawarman adalah raja yang paling berkuasa, kuat, dan bijaksana. Ia juga dikenal sebagai raja yang sangat dekat dengan kaum Brahmana dan rakyat.
Kerajaan ini bertahan hingga dua puluh satu generasi, nama-nama raja dari masing-masing generasi adalah sebagai berikut.
- Maharaja Kudungga, bergelar Anumerta Dewawarman (pendiri)
- Maharaja Aswarman (anak Kudungga)
- Maharaja Mulawarman (raja yang terkenal)
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia
Kehidupan di Bidang Sosial Budaya
Prasasti peninggalan Kerajaan Kutai yang ditulis menggunakan huruf Pallawa dan dalam bahasa Sanskerta memberi petunjuk bahwa ada sebagian penduduk Kutai yang hidup dalam suasana peradaban India. Bahasa Sanskerta bukanlah bahasa rakyat biasa, tetapi biasa digunakan oleh para brahmana. Kemungkinan di Kutai pun bahasa Sanskerta digunakan oleh para brahmana. Dengan demikian, para brahmana kemungkinan juga telah menjadi kelompok masyarakat tertentu di Kutai.
Kelompok masyarakat lain yang muncul akibat pengaruh kebudayaan India adalah kelompok ksatria. Di Kutai, kelompok ksatria terdiri atas kerabat Mulawarman atau terbatas pada orang-orang yang erat hubungannya dengan raja. Masyarakat di luar kelompok brahmana dan ksatria masih hidup dalam suasana dan tradisi asli nenek moyang masyarakat Kutai.
Kehidupan di Bidang Ekonomi
Tidak begitu banyak keterangan yang didapat mengenai kegiatan ekonomi masyarakat di Kerajaan Kutai. Namun, diperkirakan mereka hidup dari hasil pertanian dan peternakan. Kemungkinan hidup dari hasil pertanian didasarkan pada letak Kerajaan Kutai juga berada di pedalaman Kalimatan dan dekat aliran Sungai Mahakam. Kehidupan peternakan juga menjadi andalan hidup mereka mengingat seringnya raja mengadakan upacara persembahan. Misalnya, raja pernah menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Di Kerajaan Kutai sering juga dilakukan upacara Asmawedha atau upacara pelepasan kuda untuk menentukan batas-batas wilayah kerajaan.
Keruntuhan Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai yang bercorak Hindu budha (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
Sumber:
Mustofa, Sh., dkk. 2009. BSE Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI Program Bahasa. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.Anonim. 2020. Kerajaan Kutai. https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-kutai/. Diakses pada tanggal 05 Agustus 2020.Thabroni, Gamal. 2020. Kerajaan Kutai: Sejarah Peninggalan, Silsilah & Keruntuhan. https://serupa.id/kerajaan-kutai-sejarah-peninggalan-silsilah-kejayaan-keruntuhan/. Diakses pada tanggal 05 Agustus 2020
0 komentar:
Posting Komentar