Konfigurasi elektron adalah susunan elektron berdasarkan kulit atau orbital suatu atom. Konfigurasi elektron menggambarkan penataan elektron dalam suatu atom.
Menurut teori atom Bohr elektron-elektron dalam suatu atom melintasi lintasan-lintasan yang disebut kulit-kulit atau tingkat-tingkat energi, yaitu lintasan di mana elektron berada pada keadaan stasioner. Kulit-kulit atom terdiri dari kulit ke-1 disebut kulit K, kulit ke-2 disebut kulit L, kulit ke-3 disebut kulit M, kulit ke-4 disebut kulit N dan seterusnya.

Jumlah elektron maksimum yang dapat menempati masing-masing kulit dapat dihitung dengan:
2n2
dengan n adalah nomor kulit.
Sehingga jumlah elektron di masing-masing kulit adalah sebagai berikut:
Nomor Kulit |
Nama Kulit |
Jumlah Elektron |
1 |
K |
2
Elektron |
2 |
L |
8 Elektron |
3 |
M |
18
Elektron |
4 |
N |
32 Elektron |
5 |
O |
50
Elektron |
6 |
P |
72 Elektron |
7 |
Q |
98
Elektron |
Elektron-elektron akan mulai menempati kulit K sampai penuh (Maksimum), kemudian baru mengisi Kulit L dan seterusnya. Penempatan elektron sampai penuh akan terjadi pada kulit K, L, dan M, sedangkan untuk kulit-kulit keempat (kulit N) sudah akan terisi bila kulit M sudah terisi 8 elektron.
Kulit elektron terdiri dari subkulit yang disebut dengan orbital dalam teori Atom Mekanika Kuantum. Otbital merupakan tingkat energi dari suatu ruang yang mempunyai peluang terbesar (kebolehjadian terbesar) untuk menemukan elektron di sekitar inti Atom.
Dari hasi penyelesaian gelombang Schrodinger menghasilkan tiga bilangan yang mencirikan orbital elektron atau lebih mudahnya disebut dengan alamat elektron. Tiga bilangan ini disebut dengan Bilangan Kuantum yang terdiri dari bilangan kuantum utama, bilangan kuantum azimut dan bilangan kuantum magnetik.
Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang mencirikan ukuran orbital. Nilai bilangan kuantum utama merupakan bilangan bulat dari 1 sampai tak terhingga. Jika nilai bilangan kuantum utama (n) dikitkan dengan letak elektron dalam kulit dalam teori atom Bohr, maka maka n = 1 merupakan letak elektron pada kulit K, n =2 merupakan letak elektron pada kulit L, n = 3 merupakan letak elektron di kulit M dan seterusnya.
Bilangan Kuantum Azimut atau Momentum Sudut (l)
Bilangan kuantum azimut atau momentum sudut (l) memberikan informasi tentang bentuk orbital (l) memberikan informasi tentang bentuk orbital. Nilai l tergantung bilangan kuantum utama (n). Nilai (l) terdiri dari 0 sampai dengan n-1 untuk setiap n.
Nilai l = 0 dilambangkan dengan subkulit s (sharp = tajam), nilai l = 1 dilambangkan dengan subkulit p (principal = utama), nilai l = 2 dilambangkan dengan subkulit d (diffuse = kabur), nilai l = 3 dilambangkan dengan f (fundamental = dasar).
Bilangan Kuamtum Magnetik (m1 atau m)
Jika spektrum garis suatu atom diletakkan dalam medan magnet maka akan didapatkan garis spektrum tambahan yang keberadaannya hanya dapat dijelaskan dengan adanya sebuah bilangan kuantum baru yang selanjutnya disebut bilangan kuantum magnetik. Bilangan kuantum magnetik menentukan arah orientasi dari orbital di dalam ruang relatif terhadap orbital yang lain.
Setiap nilai l memiliki nilai bilangan kuantum magnetik (m) antara -l sampai dengan +l. Nilai l = 0 memiliki nilai m = 0, nilai l = 1 memiliki nilai m = -1, 0, +1, nilai l = 2 memiliki nilai m = -2, -1, 0, +1, +2, dan nilai l = 3 memiliki nilai m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3.
Bilangan Kuantum spin (s atau ms)
Bilangan kuantum spin merupakan bilangan kuantum yang terlepas dari pengaruh momentum sudut. Hal ini berarti bilangan kuantum spin tidak berhubungan secara langsung dengan tiga bilangan kuantum yang lain. Bilangan kuantum spin didasarkan pada pengamatan Otto Stern dan Walter Gerlach terhadap spektrum yang dilewatkan pada medan magnet.
Bilangan kuantum spin untuk menandai arah putaran elektron pada sumbunya. Nilai bilangan kuantum spin hanya ada dua macam, yaitu .
untuk menandai probabilitas putaran elektron searah jarum jam. Sedangkan
untuk menandai probabilitas putaran elektron berlawanan arah dengan jarum jam.
Hubungan antara bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), Bilangan kuantum Magnetik (m)
Nilai n
bilangan kuantum azimut l
Nilai m
Jumlah orbital
Nilai l
lambang l
1
0
s
0
1
2
0
s
0
1
1
p
-1, 0, +1
3
3
0
s
0
1
1
p
-1, 0, +1
3
2
d
-2, -1, 0, +1, +2
5
4
0
s
0
1
1
p
-1, 0, +1
3
2
d
-2, -1, 0, +1, +2
5
3
f
-3, -2, -1, 0, +1, +2, +2
7
Aturan dalam menentukan konfigurasi elektron
Aturan Aufbau
Aufbau berarti membangun. Menurut aturan Aufbau, elektron didalam suatu atom akan berada dalam kondisi yang stabil bila mempunyai energi yang rendah , sedangkan elektron-elekron akan berada pada orbital-orbital yang bergabung membentuk subkulit. Jadi, elektron mempunyai kecenderungan untuk menempati subkulit yang tingkat energinya rendah.
Urutan tingkat energi orbital-orbital ditunjukkan pada diagram berikut:
Larangan Pauli
Larangan Pauli atau eksklusi Pauli menyatakan bahwa di dalam satu atom tidak boleh terdapat dua elektron dengan empat bilangan kuantum yang sama. Sehingga dalam satu orbital maksimal hanya terisi 2 elektron dengan spin (arah putar) yang berlawanan.
Aturan Hund
Berdasarkan pengamatan spektrum, diketahui bahwa keadaan paling stabil (rendah energinya) adalah bila elektron-elektron tersebut ke semua orbital dengan spin yang sejajaar (spin sama). Aturan ini dikenal dengan Aturan Hund.
Beberapa Penyimpangan dari aturan umum
Konfigurasi elektron dari suatu atom bersifat khas, sehingga terdapat beberapa penyimpangan dari aturan-aturan umum. misalnya:
24Cr : [Ar] 4s2 3d4 kurang stabil, maka berubah menjadi 29Cu : [Ar] 4s1 3d10
29Cu : [Ar] 4s2 3d9 kurang stabil, maka berubah menjadi 29Cu : [Ar] 4s1 3d10
46Pd : [Kr] 5s2 4d8 kurang stabil, maka berubah menjadi 46Pd : [Kr] 4d10
47Ag : [Kr] 5s2 4d9 kurang stabil, maka berubah menjadi 47Ag : [Kr] 5s1 4d10
Penyimpangan tersebut diketahui dari gambaran spektrumya yang lebih cocok bila konfigurasi elektronnya digambarkan seperti yang menyimpang tersebut. Penyimpangan tersebut diperkirakan terjadi karena adanya perbedaan tingkat energi yang sangat kecil antara subkulit 3d dan 4s serta antara 4d dan 5s pada masing-masing atom tersebut. Bahkan untuk atom Pd energi 4d ternyata memang lebih rendah daripada 5s. Hal tersebut tidak berlaku pada atom-atom yang lain.
Cara menentukan Konfigurasi elektron
Natrium dengan nomor atom 11
Konfigruasi Elektron |
|
11Na |
: |
1s2 |
|
2s2 |
|
2p6 |
|
3s1 |
||
Diagaram Orbital |
|
11Na |
: |
↑↓ |
|
↑↓ |
|
↑↓ |
↑↓ |
↑↓ |
|
↑ |
|
|
|
|
0 |
|
0 |
|
-1 |
0 |
+1 |
|
0 |
Keterangan:
Angka 1, 2 dan 3 sebelum huruf s, dan p adalah bilangan kuantum utama (n), menunjukkan nomor kulit. Berarti Natrium memiliki 3 kuli yaitu Kulit K, L dan M.
Huruf s dan p adalah lambang bilangan kuantum azimut (l). s memiliki nilai bilangan kuantum azimut 0 dan p memiliki bilangan kuantum azimut 1.
Angka 2, 6 dan 1 diatas huruf s dan p menunujukkan jumlah elektron yang tersebar di masing-masing orbital. s maksimal 2 elektron dan p maksimal 6 elektron.
Diagram Orbital berfungsi untuk menggambarkan kedudukan elektron dalam suatu orbital.
Angka 0, -1 dan +1 menunjukkan bilangan kuantum magnetik (m)
Lambang ↑↓ menggambarkan kedudukan elektron didalam suatu orbital.
Lambang ↑ menunjukkan spin (arah putaran) searah jarum jam memiliki nilai +1/2
Lambang ↓ menunjukkan spin (arah putaran) berlawanan dengan arah jarum jam memiliki nilai -1/2
https://www.plengdut.com/2020/06/prinsip-aufbau-diagram-orbital.htmlhttps://blog.ruangguru.com/konfigurasi-elektron-dan-diagram-orbitalhttps://www.nafiun.com/2013/03/cara-menentukan-menghitung-konfigurasi-elektron-dan-elektron-valensi-rumus-kimia-atom.html
0 komentar:
Posting Komentar